Safari Sosial-Pendidikan ke Australia Barat (2): Nikmatnya naik Bus Bandara-Hotel

Oleh Shofwan Karim
















Berjalan di koridor masuk Bandara Internasional Terminal 1, adalah aksi awal sore ini. Dengan manarik cabin-bag dia dan isteri melewati gerai berbagai kedai belanja, baru sampai ke imigrasi. Panorama ini seperti kebanyakan Bandara Internasional sekarang. Dalam rangka mengorek kantong para traveler. Tidak ada kesulitan sama sekali keluar imigrasi dan pengambilan barang hanya menyerahkan slip formulir bawaan ke petugas yang berdiri dekat box X-Tray itu. Sesampai diagian serambi sebelum keluar dia membeli kartu selular vodaphone seharga 20 $ Australia untuk 12 GB data dan bebas telepon lokal sampai 8 November ini.












Kepada gadis penjual kartu selular itu dia bertanya ke arah ke mana transpor publik ke Pusat Kota. Cewek itu menunjukkan arah ke kanan. Kedua orang ini meluncur mendorong trolley keluar. Sebelumnya, Gadis tadi menuliskan catatan, Bus No 380 untuk ditumpangi. Di luar, mereka bertanya lagi dengan orang yang berdiri di situ. Di antaranya seorang dari Malaysia yang berkerja di Perth yang baru datang dan baru keluar terminal. Beberapa pertugas lain seperti kebersihan dan lainnya juga ada di situ. Mereka berfoto-foto sambil menunggu bus nomor 380 itu.






Sekitar 15 menit menunggu bus shutlle. Mereka bertanya ke driver berapa tiket. Untuk dua orang Aus 9,50 $. Tak banyak penumpang lain di dalam bus itu. Mereka celengak-celenguk keluar. Menikmati awal pertama mereka menginjakkan kaki di benua ini. Padahal keduanya sejak hampir 40 tahun lalu sudah ke puluhan negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Baru kali ini ke sini. Maka lengkaplah mereka pergi melanglang buwaba ke sudut-sudut penjuru lima benua di dunia ini. Sepanjang jalan yang lebar, sore bercahaya terasa lengang kecuali mobil yang tidak terlalu banyak, serta rumah di kiri-kanan jalan yang sepi. Matahari baru tenggelam pukul 7 malam.di musim spring-semi ini . Mulai aura rasa di Eropa atau Amerika di negeri benua selatan ini. Nikmatnya naik bus yang tidak macet dan tidak penuh sesak serta pemandangan luar yang bersih dan menarik.










Bus itu meliuk dan menikung jalan raya antara Bandara dan Kota Perth. Pada waktu masuk kota, Bus melewati jalan lebar yang lurus. Di jalan Adelaide Terrace, tampak bendera Indonesia berkibar. Itulah gedung Konsulat Jendral RI di Perth yang direncanakan termasuk yang akan mereka datangi. Dia dan isteri berhenti di St John Terace. Driver bus shuttle ini bilang kalau hotel Ibis yang akan menjadi rumah kedua mereka selama sepekan ke depan hanya nyeberang ke kanan, jalan sedikit satu block, nyeberang ke kiri, jalan sedikit, maka kelihatanlah hotel itu. (Bersambung)

 


Mandurah-Western Australia, November 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shannon dan Yelly Setelah 40 Tahun

Reuni CWY-PPIK-PCMI 1982-1983, Bali, 5-7 Agustus 2022. Abadi dalam Memori dan Persahabatn

Dr. Romeo Rissal Panji Alam, Founder of Global Corp and Founder of AAAWS