Peran Pemuda dalam Diplomasi Publik

http://www.koran-sindo.com/news.php?r=1&n=1&date=2016-07-30

Peran Pemuda dalam Diplomasi Publik


Pemuda - pelajar dan mahasiswa - adalah pelaku sentral yang potensial dan multidimensional dalam dunia diplomasi, khususnya diplomasi publik. 

Ada dua kelompok utama pelaku diplomasi publik, yaitu pemerintah dan nonpemerintah. Karena itu, negara, organisasi internasional dan berbagai elemen masyarakat global memberi perhatian khusus terhadap kualitas dan kemajuan pemuda. 

Pemuda didorong agar banyak belajar dan tampil, sekaligus berperan dalam ranah diplomasi terkhusus meningkatkan jalinan persahabatan antar bangsa dan menciptakan dunia damai tanpa kekerasan. Contoh di masa lalu, kembali ke tahun 1971, pemuda (atlet) berperan penting dalam “Ping- Pong Diplomacy” yang kemudian menormalkan hubungan dua negara besar yang semula musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Sementara Samantha Reed Smith, anak Amerika Serikat berusia 10 tahun yang bersurat ke pemimpin Uni Soviet, Yuri Andropov tahun 1982 saat perang dingin Amerika Serikat - Uni Soviet, menjadikannya sebagai duta muda perdamaian. Bahkan Samantha diundang Yuri Andropov berkunjung ke Uni Soviet (sekarang Rusia). 

Perihalnya Indonesia, sangat banyak inisiatif dan program yang dijalankan pemuda dan program yang melibatkan pemuda. Program itu tidak hanya untuk dan oleh pemuda Indonesia, namun juga untuk dan oleh pemuda dunia. Sebagai contoh program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan sejak 2003. 

Program tiga bulan yang setiap tahun diikuti 60-70 pemuda dari 40-45 negara itu mengajarkan bahasa Indonesia, seni, budaya dan nilainilai Indonesia di berbagai sanggar dan perguruan tinggi Indonesia. Saat ini mereka sedang tinggal dan belajar di Indonesia— Makassar, Denpasar, Surabaya, Yogyakarta, dan Padang. 

Pada Kamis 18 Agustus 2016, pemuda peserta program tersebut akan menampilkan kehebatan mereka di bidang seni dan budaya Indonesia - seni tari, musik, teater dan bela diri - dalam pertunjukan Indonesia Channel 2016 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. Masyarakat khususnya yang tinggal di Jakarta diharapkan tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk hadir menyaksikan peristiwa penting dan langka itu, apalagi penonton tidak dipungut bayaran. 

Program dan Strategi 

Banyak negara menyelenggarakan berbagai program yang berorientasi pemuda, agar pemuda, baik langsung maupun tidak langsung, terlibat, berkontribusi dan memberi makna bagi perdamaian dunia melalui kegiatan diplomasi publik, antara lain: Pertama, program pertukaran pemuda antar bangsa - pelajar dan mahasiswa. 

Kanada termasuk negara yang cepat tanggap melihat potensi pemuda dalam upaya menciptakan persahabatan dan perdamaian dunia melalui kegiatan diplomasi publik. Tahun 1971, Senator Jacques Hebert (1923-2007) mendirikan Canada World Youth (CWY), suatu organisasi nirlaba, yang bertujuan memberi kesempatan luas kepada pemuda dunia untuk mempelajari ragam sosial-budaya bangsa berbeda serta meningkatkan pengetahuan di bidang kepemimpinan dan komunikasi antarkomunitas global. CWY telah mengirim lebih 35.000 pemuda ke 68 negara termasuk Indonesia, di bawah bendera Indonesia-Canada Youth Exchange Programme (ICYEP). 

Penulis pernah mengikuti program tersebut sebagai peserta (1984-1985) dan Group Leader (1986-1987). Sayangnya program dan kerja sama dengan pemerintah Indonesia yang dimulai tahun 1974 itu, saat ini terhenti. Meski demikian, Indonesia masih memiliki banyak program kerja sama lain yang melibatkan dan berorientasi pemuda dengan berbagai negara sahabat. 

Program Kapal Pemuda ASEAN-Jepang, The Ship for Southeast Asian Youth Programme (SSEAYP) yang dimulai 1974 dan pertukaran pemuda Indonesia-Australia, Indonesia- Australia Youth Exchange Programme sejak 1981 misalnya, tetap berjalan dengan baik sampai sekarang. Program tahunan itu melibatkan puluhan peserta dari Indonesia. 

Berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah baik di pusat maupun daerah di Indonesia juga aktif menyelenggarakan program pertukaran pelajar dan pemuda secara reguler dengan counterparts mereka di negara-negara sahabat. Kegiatan tersebut penting karena mendorong, memberi ruang dan meningkatkan peran pemuda dalam kegiatan diplomasi publik. 

Sebab melalui program tersebut, pemuda mampu memahami lebih baik tentang nilai-nilai perbedaan dan keberagaman serta manfaatnya dalam membangun jembatan persahabatan antarbangsa. 

Persahabatan yang dijalin oleh pemuda mancanegara merupakan investasi masa depan. Kedekatan Presiden RI ke-3, BJ Habibie dengan mantan Kanselir Jerman Helmut Schmidt yang dimulai saat Habibie belajar di Jerman memberi kontribusi yang besar dalam hubungan dan kerja sama Indonesia- Jerman. 

Kedua, program pendidikan dengan pemberian beasiswa. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia dan banyak negara lain di dunia semakin banyak memberikan bea siswa pendidikan degree dan non-degree kepada mahasiswa luar negeri. Pemerintah Indonesia misalnya, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun memberi beasiswa kepada sekitar 700 pemuda dunia melalui program Darmasiswa. 

Beasiswa tersebut, tidak sematamata memberi kesempatan kepada mahasiswa asing untuk meraih degree atau sertifikat tamat pendidikan. Lebih dari itu, mahasiswa internasional tersebut juga mendapat nilai tambah yang tidak kurang pentingnya. 

Pengalaman tinggal di luar negeri dan bergaul dengan masyarakat setempat tentu menjadi pengalaman menarik dan aset yang sangat berharga bagi mereka. Jumlah mahasiswa internasional saat ini lebih 4 juta orang. Amerika Serikat (AS) ternyata menjadi negara tujuan utama dengan jumlah 974.926 orang. 

Dari jumlah tersebut, terbanyak dari Tiongkok (31,2 %), India (13,6 %), Korea Selatan (6,5 %), Arab Saudi (6,1 %) dan Kanada (2,8 %). Negara tujuan berikutnya adalah Inggris, Australia, Prancis, dan Jerman. Indonesia tidak ketinggalan. 

Menyadari jumlah mahasiswa internasional yang belajar di Indonesia masih sangat rendah, tidak jauh di atas 10.000 orang, pemerintah dan perguruan tinggi di Indonesia terus bekerja keras agar lebih banyak lagi mahasiswa asing belajar di Indonesia. Salah satu kebijakan pemerintah yang belum lama diterapkan adalah mengeluarkan student visa yang menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, mampu menaikkan jumlah mahasiswa asing sebesar 5 %. 

Ketiga, program kunjungan singkat dan tinggal dalam waktu tertentu di suatu negara. Program ini sangat beragam, baik maksud, tujuan maupun sasarannya. Misalnya, program studi banding, kunjungan muhibah, mengikuti seminar, promosi seni dan budaya, summer camp, mengikuti kompetisi, pertandingan olahraga, dan sebagainya. 

Meski diselenggarakan dalam waktu terbatas, namun manfaat program tersebut khususnya dilihat dari segi kepentingan dan strategi diplomasi publik sangatlah besar. Bahkan terkadang, karena keterbatasan waktu, outcome program jangka pendek justru muncul lebih cepat serta menjadi dasar hubungan dan kerja sama jangka panjang. 

Tantangan 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sekaligus merupakan pekerjaan penting agar Indonesia benar-benar mendapat manfaat yang lebih besar dari program pemuda dunia ini. Pertama, program yang melibatkan pemuda dunia yang diselenggarakan berbagai pihak di Indonesia melahirkan begitu banyak alumni. 

Mereka tersebar di berbagai negara dan kawasan. Namun, sulit mengetahui jumlahnya dengan pasti. Ada yang menyebut angka sekitar 8.000, 10.000, 12.000 dan bahkan lebih. Mereka adalah sahabat Indonesia, yang setiap saat siap membantu dan bersinergi dengan Indonesia baik melalui Perwakilan RI di luar negeri maupun langsung ke pihakpihak yang mereka kenal di Indonesia. 

Namun, hal itu tidak mudah dilakukan karena sampai saat ini Indonesia belum memiliki data base secara nasional mengingat penyelenggaranya beragam dan tersebar luas. Kedua, tidak semua penyelenggara program pemuda di Indonesia yang berkoordinasi, setidaknya memberitahu Kementerian Luar Negeri maupun Perwakilan RI di luar negeri tentang keterlibatan pemuda di suatu negara dalam program yang mereka selenggarakan. 

Ini penting, mengingat setiap individu yang kenal, menyenangi dan dekat dengan Indonesia apalagi pernah tinggal dan berkontribusi untuk Indonesia adalah potensi yang tidak boleh diabaikan. Ketiga, sebaliknya, masyarakat Indonesia terutama pemuda, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan program perlu memanfaatkan keberadaan pemuda dunia itu sebaik-baiknya dengan membina hubungan jangka panjang. 

Dengan melibatkan banyak pemuda dunia dalam kegiatan diplomasi publik dan pemberian beasiswa kepada pemuda dari berbagai negara, Indonesia tidak hanya melakukan in-vestasi untuk kepentingan Indonesia. 

Indonesia juga memberi kontribusi yang besar untuk perdamaian dunia melalui upaya menciptakan persahabatan antar pemuda dunia yang notabene akan menjadi tokoh dan pemimpin di negara mereka masing-masing. Sebab, pemuda dari berbagai negara tersebut dipertemukan di Indonesia - sebagai hub - melalui programprogram kepemudaan internasional. 

AL BUSYRA BASNUR 

Pengamat Internasional  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Shannon dan Yelly Setelah 40 Tahun

Reuni CWY-PPIK-PCMI 1982-1983, Bali, 5-7 Agustus 2022. Abadi dalam Memori dan Persahabatn

Dr. Romeo Rissal Panji Alam, Founder of Global Corp and Founder of AAAWS